Minggu, 11 Desember 2011

Pelatihan TIK untuk tunanetra

Pelatihan TIK Untuk Tuna Netra

Bertempat di Yayasan Talenta dan Rumah Blogger Indonesia, Surakarta – Solo, dilaksanakan pelatihan teknologi informasi dan komunikasi untuk anak-anak tuna netra.

” MEREKA TAK KALAH DENGAN ANAK2 YANG LAIN ” :)



Indahsari’s Photos
nebarto.wordpress.com/2011/03/08/pelatihan-tik-untuk-tuna-netra/

Teknologi informasi dan komunikasi bagi anak berkebutuhan khusus

Amril
Jumat, 11 Desember 2009 | 20:32 WIB
Laporan wartawan KOMPAS Ester Lince Napitupulu

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembelajaran bagi anak-anak berkebutuhan khusus ditekankan pada penguasaan keterampilan-keterampilan dan penguasaan teknologi informasi dan komunikasi. Upaya tersebut sebagai langkah untuk meningkatkan kompetensi anak-anak berkebutuhan khusus untuk bisa mandiri dengan mengembangkan potnesi yang mereka miliki.

Namun, orientasi pembelajaran anak-anak berkebutuhan khusus untuk lebih menguasi keterampilan-keterampilan dan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) itu hingga saat ini masih menghadapi kendala. Selain minimnya sarana dan prasarana workshop beragam keterampilan, persoalan yang cukup serius adalah kurangnya guru-guru yang mampu mengajarkan keterampilan-keterampilan yang dikembangkan dalam pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus di seluruh Indonesia.

"Pendidikan kita itu di ujungnya atau hasil lulusannya belum memberikan kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan untuk hidup atau belum bisa membuat anak mandiri. Karena itu, fokus pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus sejak tahun 2006 mulai diarahkan untuk memperkuat kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan dalam hidup. Sekitar 39 jenis ketrampilan diajarkan dalam pendidikan khusus," kata Eko Djatmiko Sukarso, Direktur Pembinaan Sekolah Luar Biasa Depdiknas di Jakarta, Jumat (11/12/2009).

Menururt Eko, pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus bukan hanya meliputi penyandang cacat yang mengenyam pendidikan di sekolah-sekolah luar biasa. Pendidikan dengan cara yang khusus juga dibutuhkan untuk melayani anak-anak cerdas istimewa/berbakat istimewa, anak-anak tenaga kerja indonesia (TKI) di daerah perbatasan dan luar negeri, anak-anak jalanan, anak-anak di dalam lembaga tahanan masyarakat, anak-anak korban bencana alam, anak-anak yang menderita HIV/AIDS, anak-anak pelacur, anak-anak korban perdagangan orang, hingga anak-anak suku terasing.

"Bagi anak-anak yang berkebutuhan khusus yang dilayani lewat pendidikan khusus dan pendidikan layanan khusus, perlu dilakukan terobosan-terobosan yang disesuaikan dengan kondisi mereka. Perlu fleksibel untuk melihat kebutuhan pendidikan yang sesuai dengan kondisi mereka. Dengan penguasaan keterampilan dan TIK, anak-anak tersebut diharapkan bisa lebih mandiri," kata Eko.

Dalam peningkatan penguasaan TIK bagi anak-anak berkebutuhan khusus, kata Eko, pihaknya mendapat dukungan dari perusahaan-perusahaan TIK. Salah satunya IBM yang memiliki program memperkenalkan teknologi informasi sejak usia dini.

"Kita harus memberikan kesempatan bagi anak-anak berkebutuhan khusus untuk menguasai TI yang terus berkembang dan dibutuhkan dalam hidup. Bukan saja untuk memudahkan cara belajar, tapi juga untuk membuat anak-abak ini mampu berkompetisi dalam dunia kerja nanti. Perusahaan-perusahan, seperti yang dilakukan IBM, mesti punya kebijakan untuk juga menerima karyawan berkebutuhan khusus," Suryo Suwignjo, Presiden Direktur IBM Indonesia.

Menurur Suryo, dalam pengenalan TI pada anak-anak berkebutuhan khusus, tantangan terbesar adalah menyiapkan para guru. "Kami bukan hanya menyediakan alat-alat TI. Tetapi juga melatih guru dan membutakan kurikulum supaya peralatan TI yang ada di sekolah benar-benar dimanfaatkan optimal," ujar Suryo.

Layanan pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus yang kompleks dan tersebar luas, menurut Eko,belum bisa maksimal. Masih banyak anak-anak usia sekolah yang belum terlayani. Puluhan ribu anak TKI di Malaysia dan juga Arab Saudi, sebagai contoh, belum mendapat layanan khusus. Belum lagi anak-anak suku terasing yang memiliki keyakinan budaya tersendiri dalam melayani pendidikan.
www.facebook.com/topic.php?uid=137107383751&topic=11956

Rabu, 07 Desember 2011

Persepsi Saya tentang Anak Tunanetra

Menurut saya, anak tunanetra itu merupakan anak yang unik karena  meskipun memiliki keterbatasan tetapi mereka bisa mengatasi keterbatasan tersebut. Misalnya bagi mereka yang buta, mereka menggunakan tongkat untuk mengetahui lokasi/ sebuah tempat. Pernah saya alami pengalaman saya yang secara tidak langsung dengan Tunanetra. Saat itu pulang kuliah, saya naik angkot dan setelah angkot jalan ada 2 bapak-bapak tunantera yangsedang berjalan memakai tongkat di pinggir jalan, dan ketika mendengar angkot 03 lewat, bapak-bapak itu langsung berteriak" 03". kata pak angkot"yya". Dan setelah itu kedua bapak itu naik ke angkot. Jadi disini jelaslah bahwa Tunanetra memiliki pendengaran yang sangat tajam meskipun mereka tidak dapat melihat. Maka dari itu kita yang normal  harus bersyukur kepada Tuhan atas mata yang kita miliki ini.

"Pengalaman Pribadi"
:-)

Selasa, 29 November 2011

Hambatan pada anak Tunanetra

Pada tahapan sensori motor, hambatan sosial yang dialami anak tunanetra secara langsung akan menghambat kemampuannya dalam pengamatan dan penginderaan terhadap dunia sekitarnya. Secara umum anak tunanetra cenderung memiliki daya ingat tinggi tapi rendah dalam penguasaan konsep. Anak tunanetra memiliki indera pendengaran yang sangat tajam.

"Menurut Angga secara pribadi"

Minggu, 13 November 2011

Deteksi bagi Tunanetra

            Deteksi dini bagi tunanetra merupakan cara  untuk mengetahui jenis dan tingkat ketunanetraan seseorang. Untuk mendeteksi ketunanetraan digunakan tes ketajaman penglihatan. Macam tes ketajaman penglihatan adalah tes Snellen dan tes Funnel, semua jenis tes digunaakan untuk orang tunanetra yang mengenal huruf, gambar, dan arah.
            Anak yang masih bayi(usia 1-3 minggu), kesulitan membedakan antara bayi awas dan bayi tunanetra. Kesulitan itu disebabkan tidak nampak perbedaan perilaku yang dihasilkan oleh bayi awas dan bayi tunanetra. Jadi pada saat anak masih bayi, kita tidak dapat mengatakan bahwa bayi kita buta atau awas, tetapi pernyataan itu akan dapat dibenarkan bila bayi sudah mulai bisa melihat cahaya, bentuk benda, dan benda yang bergerak( usia 3 minggu ke atas). Bentuk tes yang dipergunakan adalah tes permainan yang dapat mendeteksi kondisi mata anak sejak dini. Hasil tes dapat dipergunakan orang tua dalam menentukan langkah untuk membantu anaknya yang mengalami kelainan pada penglihatannya( buta total atau kurang lihat ).    


Widdjajantin, Anastasia, Dra. dan Hitipeuw. Imanuel, Drs.1994. Ortopedagogik tunanetra 1. FIP-IKIP MALANG

Kamis, 10 November 2011

Identifikasi Tunanetra

         Pada masa bayi kita sukar mengetahui apakah bayi itu awas atau tunanetra, tetapi setelah usia 3 atau 4 minggu akan mulai nampak yaitu bila anak dibaringkan anak akan melihat lampu yang menyala, mencoba mengangkat kepala untuk mencoba melihat sesuatu, mulai menggerak-gerakkan kepalanya untuk mencoba melihat benda berbunyi, berwarna menyolok yang bergerak-gerak di depannya, ia juga mulai mengenal wajah ibunya dan wajah-wajah yang lain. Tetapi pada tunanetra hal seperti itu tidak tampak. Bayi tunanetra tidak terangsang oleh sinar, gerak benda,dll. Tetapi bunyi atau suaralah yang merangsang ia untuk bergerak mencari darimana asal suara tadi. Untuk dapat mengetahui apakah bayi itu awas/ tunanetra harus dilakukan deteksi dini, dengan maksud agar mendapat penanganan secara dini pula. Jika bayi telah menjadi anak-anak/ dewasa, pemeriksaan mata secara rutin masih sangat diperlukan, dengan maksud agar mengetahui kondisi ketajaman penglihatan beserta keluhannya, sehingga dokter dapat mengadakan asesmen terhadap perkembangan ketajaman penglihatan, atau asesmen tersebut diperlukan guru untuk menyusun program layanan pendidikan bagi anak yang sedang mengalami masalah dalam ketajaman penglihatan.

Widdjajantin, Anastasia, Dra. dan Hitipeuw, Imanuel, drs. 1994. Ortopedagogik Tunanetra 1. FIP-IKIP MALANG

Senin, 24 Oktober 2011

Karakteristik Anak Tunanetra

A. KARAKTERISTIK ANAK TUNANETRA DALAM ASPEK AKADEMIS
Bateman dalam Hallahan &Kauffman (1991:312) mengemukakan bahwa dari hasil  penelitian, diperoleh beberapa     fakta    yang     memberikan    kesan    bahwa    anak    tunanetra    baik    yang    kurang    lihat maupun buta, ketinggalan    dari   temannya   yang   awas. Berkaitan dengan tersebut, Samuel Hayes dalam Moh. Amin (1986:13) telah    mengukur    kecerdasan   tunanetra    dengan menggunakan    tes kecerdasan Hayes Binet dengan    menghilangkan nomor-nomor yang menggunakan    penglihatan dan menggantinya dengan nomor-nomor yang tidak menggunakan penglihatan dari Standford-Binet. Tes tersebut menguji 2.312 anak-anak buta, dan menemukan bahwa angka IQ rata-rata mereka adalah 98,8.
Studi yang dilakukan oleh kephart 7 Schwartz (1974) menunjukkan bahwa anak-anak yang mengalami gangguan penglihatan yang berat cenderung memperoleh kemampuan berkomunikasi    secara    lisan, dan mampu berprestasi, seperti anak awas.
B. KARAKTERISITK ANAK TUNANETRA DALAM ASPEK PRIBADI DAN
SOSIAL
Hallahan & Kauffman (1991:313) mengemukakan bahwa hasil penelitian tidak menunjukkan bahwa anak tunanetra secara umum tidak dapat menyesuaikan diri (maladjusted) sehingga masalah kepribadian bukan merupakan sifat/pembawaan dari ketunanetraannya.Sikap negatif orang awas, dapat terjadi karena adanya penilaian yang salahatau persepsi negatif terhadap tunanetra.
2 . Beberapa literatur mengemukakan karakteristik yang mungkin terjadi pada anak tunanetra yang tergolong buta sebagai akibat langsung maupun tidak langsung dari kebutaannya ialah:
1) Curiga pada orang lain
2) Mudah tersinggung
3) Ketergantungan pada orang lain
C. KARAKTERISTIK ANAK TUNANETRA DALAM ASPEK FISIK /SENSORIS
DANOTORIK/PERILAKU M
1. Aspek Fisik dan Sensoris
Dari kondisi matanya dan sikap tubuhnya yang kurang ajeg serta agak kaku, dari segi indera, umumnya anak tunanetra menunjukkan kepekaan yang lebih baik pada indera pendengaran dan perabaan dibanding dengan anak awas.
2. Aspek Motorik
Dari aspek motorik/perilaku anak tunanetra menunjukkan karakteristik, sebagai berikut:
a. Gerakannya agak kaku dan kurang fleksibel
b. Perilaku Stereotipee (Stereotip behavior)

www.scribd.com/doc/28796873/KARAKTERISTIK-ANAK-TUNANETRA