Sabtu, 27 Agustus 2011

Pendidikan Khusus

A. Pendahuluan
     Pendidikan khusus adalah pendidikan bagi anak luar biasa(ALB) yakni anak yang mempunyai  sesuatu yang luar bisa yang secara signifikan membedakannya dengan anak-anak seusia pada umumnya. Anak luar biasa yang dimaksud bukan hanya anak-anak yang mempunyai kekurangan,tapi juga anak-anak yang mempunyai kelebihan sehingga tidak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sehingga diperlukan adanya pendidikan khusus. Dilihat dari arah penyimpangan,jenis keluabiasaan dapat dibagi menjadi 2 kategori, yakni keluarbiasaan di atas normal dan keluarbiasaan di bawah normal. Keluarbiasaan di atas normal merupakan kondisi seseorang yang melebihi batas normal dalam bidang kemampuan dan biasa disebut gifted and talented person. Keluarbiasaan di bawah normal sangat beragam, yakni tunanetra,tunarungu,tunagrahita,tunadaksa,tunalaras, dan kesulitan belajar. Mari kita pelajari salah satu keluarbiasaan di bawah normal, yakni Tunanetra



B. Tunanetra
1. pengertian
           Dipandang dari segi bahasa, kata tunanetra terdiri dari kata tuna dan netra. Tuna berati rusak, luka, kurang, tidak memiliki, sedangkan netra artinya mata. Tunanetra artinya Individu yang mengalami kerusakan pada matanya/luka matanya/tidak memiliki mata yang berati buta/kurang dalam penglihatannya.

2. Ciri Khas tunanetra
  •  Rasa curiga pada orang lain
  •  Mudah tersinggung
  • Ketergantungan pada orang lain
  • Rasa rendah diri
  •  Suka melamun
3. Penyebab Ketunanetraan
      * Faktor intern
         a. Perkawinan antar keluarga
         b. Perkawinan antar tunanetra
      * Faktor Ekstern
         a. Penyakit rubella/sifilis/raja singa
         b. Malnutrisi berat ( kekurangan gizi yang sangat berat pada tahap embrional yakni pertumbuhan anak dalam kandungan mulai minggu ke 3 sampai ke 8 ).
         c. Kekurangan vitamin A
         d. Diabetes melitus
         e. Stroke: penyumbatan pembuluh darah otak/pendarahan,akibatnya kerusakan saraf mata yang akan mengganggu penglihatan.

4. Pencegahan Terjadinya Tunanetra
    * Pencegahan secara medis
       a. Melakukan pemeriksaan genetika pada dokter ahli sebelum menikah.
       b. Melakukan pemeriksaan dini pada dokter mata bila terjadi keluhan pada mata secara serius.
    * Pencegahan secara sosial
       a. Memberikan penyuluhan tentang penyebab terjadinya Tunanetra.
       b. Peranan Puskesmas sangat berati bagi pencegahan terjadinya kebutaan,terutama untuk kegiatan deteksi dini.
    * Pencegahan secara edukatif
       a. Peranan keluarga: menanamkan kebiasaan hidup sehat.
       b. Peranan sekolah: memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai penyakit mata serta cara pencegahannya.

5. Strategi Pembelajaran
    Yakni Pendayagunaan secara tepat dari semua komponen yang terlibat dalam proses pembelajaran yang meliputi tujuan, materi pelajaran, media, metode, siswa, guru, lingkungan belajar, dan evaluasi sehingga proses pembelajaran tersebut berjalan dengan efektif dan efisien.
        a. Strategi Individualisasi
            Yakni Strategi pembelajaran dengan mempergunakan suatu program yang disesuaikan dengan perbedaan-perbedaan individu, baik karakteristik, kebutuhan/kemampuan secara perorangan.
        b. Strategi Kooperatif
            Yakni Strategi Pembelajaran yang menekankan unsur gotong royong/saling membantu satu sama lain dalam mencapai tujuan pembelajaran.
       c. Strategi Modifikasi Perilaku
           Yakni Strategi Pembelajaran yang bertujuan untuk mengubah perilaku siswa ke arah yang lebih positif melalui pembiasaan serta membantunya untuk lebih produktif sehingga menjadi individu yang mandiri.

Wardani, I.G.A.K. 2007. Pengantar Pendidikan Luar Biasa. Jakarta: Universitas terbuka

                                                                TERIMA KASIH



























     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar